Rangkaian Mimpi Buruk dan Tindihan

by - 22.38.00

unsplash.com/Quin Stevenson

Beberapa hari lagi sudah memasuki tahun 2023 dan selama satu tahun ini saya tidak pernah membagikan cerita di blog. Sebenarnya ada beberapa cerita yang ingin saya bagikan tapi pada akhirnya urung saya lakukan. Cerita-cerita tersebut juga merupakan cerita-cerita lama. Karena hidup saya sekarang masih monoton tak banyak cerita.

Sekitar satu minggu yang lalu, saya mengalami mimpi buruk. Mimpi buruk yang tentu saja menyebalkan. Jujur saja saya lupa mimpi buruknya tentang apa. Tapi kejadian malam itu yang masih saya ingat. Pada malam itu saya terbangun karena mimpi buruk dan memutuskan untuk tidur kembali. Tapi pada saat saya terlelap saya kembali mengalami mimpi buruk dan itu berulang-ulang. Bangun-tidur lagi, bangun-tidur lagi. Bahkan sampai pindah posisi dan sempat keluar kamar untuk jalan-jalan sebentar tetap saja masih mimpi buruk. Saya tidak ingat sampai berapa kali tapi pada akhirnya saya kembali ke posisi awal dan mimpi buruk itu tak terjadi lagi. Kejadian ini mengingatkan saya tentang apa yang sering saya alami dulu di tahun 2016-2017.

Dalam ingatan saya, saya mengalami mimpi buruk selama satu tahunan. Ada patokan kejadian yang membuat saya ingat apa-apa saja yang terjadi pada masa itu. Kejadian itu adalah meninggalnya bapak pada bulan Januari tahun 2017. Saya mengalami mimpi buruk jauh sebelum meninggalnya bapak sampai jauh setelah meninggalnya bapak. Jadi kemungkinan rangkaian mimpi buruk ini saya alami pada tahun 2016 sampai tahun 2017. Atau mungkin berakhir pada tahun 2018.

Entah kenapa pada waktu itu sering sekali saya mengalami mimpi buruk. Pernah berpikir kalau yang saya alami ini karena guna-guna sihir. Karena pada saat itu sedang ada permasalahan mengenai hal tersebut dalam kehidupan saya. Tapi saya tidak tertarik menceritakan itu sekarang dan saya lebih cenderung percaya dengan alasan kedua. Alasan kedua yaitu karena saya yang sedang stress. Stress adalah suatu hal yang masuk akal karena tahun 2016 adalah tahun dimana saya seharusnya sudah diwisuda. Normalnya saya lulus pada tahun itu tapi judul skripsi saya saja sering ditolak. Logis sekali kalau saya banyak pikiran dan akhirnya stress kemudian sering mimpi buruk.

Banyak mimpi buruk itu yang sampai sekarang masih saya ingat. Akan tetapi saya tidak tertarik untuk menceritakan isi mimpi-mimpi buruk itu. Hal itu juga tidak dibenarkan dalam agama saya yaitu agama Islam. Dalam agama yang saya yakini kebenarannya mengatakan bahwa mimpi buruk tidak boleh diceritakan sedangkan mimpi baik boleh untuk diceritakan. Mimpi baik datangnya dari Allah sedangkan mimpi buruk datangnya dari setan. Menurut sumber yang saya ketahui, ulama mengatakan ada jenis mimpi yang ketiga yaitu mimpi yang datangnya dari khayalan-khayalan ketika kita sadar. Contohnya adalah ketika kita sedang sadar kita selalu menghayalkan seseorang dan akhirnya seseorang itu datang ke dalam mimpi kita.

Saya tidak berniat menceritakan isi mimpi-mimpi buruk yang saya alami namun saya ingin menceritakan hal-hal apa saja yang terjadi ketika saya terbangun dan sadar. Ada juga hal konyol yang saya lakukan karena mengikuti mimpi tersebut. Bodoh sekali apa yang saya lakukan pada saat itu. Malu sekali rasanya kalau mengingat kejadian itu. Tidak perlu kalian ikuti juga apa yang saya lakukan di masa lalu. Cukup hal itu menjadi pelajaran bagi saya sendiri dan mungkin juga berguna bagi orang lain.

Kalau mimpi itu datangnya dari stres maka solusinya adalah tidak stress. Sedangkan mimpi buruk sendiri bikin saya tambah stres. Selain karena intensitas mimpi yang sering, isi dari mimpi itu pun sangat mengganggu. Pernah sampai saya tidak bisa membedakan antara dunia mimpi dan dunia sadar karena mimpi buruk saya itu sangat nampak realistis. Ketika sadar saya merasa sedang bermimpi. Sedangkan ketika saya mimpi, saya merasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mimpi saya pernah menampar diri saya dan mencubit tangan saya dan itu terasa sakit. Sungguh sangat aneh dimana seharusnya itu tidak sakit. Bahkan tidak hanya sering mimpi buruk, pada saat itu saya juga sering yang namanya tindihan atau dikenal juga dengan rep-repan.

Rep-repan atau tindihan yang saya alami juga intensitasnya sering membuat saya sampai takut untuk tidur. Karena ketika tindihan saya merasa kesakitan. Tapi saya sama sekali tidak melihat sosok bayangan hitam seperti yang dialami orang-orang. Sakit yang saya rasakan adalah sesak nafas dan yang mungkin beda dari orang pada umumnya adalah rasa sakit di leher yang mencekik. Seperti leher saya dicekik menggunakan tangan yang besar karena hampir sekeliling leher merasakan. Tak cukup sampai disitu, ketika saya bangun pun rasa sakit yang mencekik di leher pun masih bisa saya rasakan. Kata orang kalau tindihan pindah posisi tidur atau tempat tidur. Tapi itu tidak memberi efek bagi saya pada waktu itu. Saya sudah pindah posisi tidur, pindah letak tidur, sempat melakukan aktivitas random, jalan-jalan masih saja saya mengalami tindihan yang menyiksa. Maka tak heran kalau dulu saya takut untuk tidur. Kemudian tidur sendiri karena badan sudah tidak kuat untuk bertahan dalam kondisi sadar. Tindihan ini yang saya ingat peristiwanya adalah setelah bapak saya meninggal. Jadi saya mengalami rangkaian mimpi buruk terlebih dahulu baru kemudian juga sering tindihan.

Saya sudah berusaha mengabaikan isi-isi yang terpancar dari mimpi begitupun mengabaikan tindihan. Ibarat kata kalau ada orang yang mengganggu kita abaikan maka orang itu akan pergi sendiri. Tapi ini tidak, masih saja saya mengalami rangkaian-rangkaian tak nyaman itu. Saya pernah berusaha melawan perasaan tidak nyaman yang ditimbulkan dari mimpi dan tindihan tapi tidak hilang-hilang juga.

Sampai akhirnya rangkaian mimpi buruk dan tindihan ini berhenti ketika pada suatu pagi saya terbangun dari tidur. Saya marah besar karena suatu mimpi yang saya alami sebelumnya. Pada waktu itu saya berteriak-teriak tapi masih saya tahan karena berada dalam lingkungan kosan. Saya mengeluarkan kalimat-kalimat seperti orang yang tidak beragama. Menantang-nantang melawan. Melawan sesuatu yang tidak saya ketahui dan mengerti.Kemudian saya mengikhlaskan segala sesuatu yang ada dalam mimpi saya. Misalkan kalau itu bakal terjadi, saya menerimanya. Begitupun juga keadaan orang-orang yang tergambar dalam mimpi saya. Yang mana mereka mengalami hal-hal yang tidak mengenakan. Walaupun begitu, karena saya masih memiliki rasa takut dan sedikit keimanan, saya memohon berdoa kepada Allah untuk saya dan orang-orang yang ada dalam mimpi saya untuk ditempatkan di tempat yang terbaik. Tempat yang diridhoi oleh Allah. Baik di dunia maupun di akhirat.

Alhamdulillah, saya tidak mengalami rangkaian mimpi buruk dan tindihan lagi. Cuma pernah sekali setelah peristiwa teriak-teriak itu. Yaitu sekitar seminggu setelahnya. Namun itu hitungannya ringan dan saya cuma tersenyum ketika saya bangun di pagi hari. Berkaitan dengan rangkaian mimpi buruk ini pun juga ada kaitannya dengan masalah cinta. Mungkin akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya. Masih ada beberapa hal yang belum saya utarakan juga. Coba nanti saya pilih-pilih mana yang sekiranya layak untuk saya tulis. Kalau panjang-panjang nanti malah tidak upload tulisan sama sekali di tahun 2022 ini. Karena saya ingin upload tulisan setidaknya satu di tahun ini. Tulisan ini pun saya selesaikan di hari terakhir tahun 2022 yaitu tanggal 31 Desember. Sebenarnya beberapa hari yang lalu saya memulainya akan tetapi karena buntu kemudian sakit saya baru bisa melanjutkan di malam tahun baru ini. Sekian.


You May Also Like

0 komentar