Adab Berbicara

by - 19.41.00


Kerap dijumpai di tengah masyarakat, peristiwa yang berakhir saling bunuh atau saling membinasakan. Jika ditelisik lebih jauh, kejadian tersebut bermula dari cek-cok dan salah paham. Ini menjadi indikasi bahwa lidah memiliki bahaya besar jika tidak dijaga. Berikut beberapa adab terkait dengan urusan lidah atau bercakap.
1. Ucapan Bermanfaat
Dalam kamus seorang Muslim, hanya ada dua pilihan ketika hendak bercakap dengan orang lain. Mengucapkan sesuatu yang baik atau diam. Rasulullah Shallallahu ailihi wassalam (SAW) bersabda, "Barang siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari pembalasan hendaknya ia berkata yang baik atau memilih diam. (Riwayat al-Bukhari).
2. Bernilai Sedekah
"Setiap tulang itu memiliki kewajiban bersedekah setiap hari. Di antaranya, memberikan boncengan di atas kendaraannya, membantu mengangkatkan barang orang lain ke atas tunggangannya, atau sepotong kalimat yang diucapkan dengan baik dan santun." (Riwayat al-Bukhari).
3. Menjauhi Pembicaraan Sia-Sia
Sebaiknya menghindari pembicaraan berujung kepada kesia-siaan. "Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh jaraknya dariku pada hari kiamat adalah para penceloteh lagi banyak berbicara." (Riwayat at-tirmidzi).
4. Tidak Terperangkap Ghibah
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (al-Hujurat[49]: 12).
5. Stop Mengadu Domba
Hudzaifah Radhiyallahu anhu (RA) meriwayatkan, saya mendengar Rasulullah Shallallahu ailihi wassalam (SAW) bersabda, "Tak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
6. Stop Berbohong
"Sesungguhnya kejujuran itu mendatangkan kebaikan, dan kebaikan itu akan berujung kepada surga. Dan orang yang senantiasa berbuat jujur niscaya tercatat sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu mendatangkan kejelekan, dan kejelekan itu hanya berujung pada neraka. Dan orang yang suka berbohong, niscaya tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (Riwayat al-Bukhari).
7. Menghindari Perdebatan
Sedapat mungkin menghindari perdebatan dengan lawan berbicara. Meskipun boleh jadi kita berada di pihak yang benar. Sebab Rasulullah Shallallahu ailihi wassalam (SAW) telah menjamin istana di surga bagi mereka yang mampu menahan diri. "Aku menjamin sebuah istana di halaman surga bagi mereka yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak untuk itu." (Riwayat Abu Daud, dishahihkan oleh al-Albani).
8. Tak Memotong Pembicaraan
Suatu hari seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah Shallallahu ailihi wassalam (SAW), ia langsung memotong pembicaraan beliau dan bertanya tentang hari Kiamat. Namun Rasulullah tetap melanjutkan hingga selesai pembicaraannya. Setelah itu baru beliau mencari si penanya tadi. (Riwayat al-Bukhari).
9. Stop Saling Mengolok dan Memanggil dengan Gelar yang Buruk
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (al-Hujurat[49]:11).
10. Pandai Menjaga Rahasia
Tiadalah seorang Muslim menutupi rahasia saudaranya di dunia kecuali Allah menutupi (pula) rahasianya pada hari kiamat. (Riwayat Muslim).

Sumber: disalin dari spanduk di masjid Al-Ikhlas Borobudur.

You May Also Like

0 komentar