[Cerpen] Dia yang Memperhatikanmu (part 3)
3 |
Nanti kalo udah nyampek sms aja bro. Aku dah di stasiun. Slow aja... aku juga lagi hunting photo kok.
Aku pun segera membalas pesan singkat itu.
“Woyy...
!” terdengar suara dan tepukan di bahu yang mengagetkanku. Ternyata
Dia. “Gilee lu. Kaget gua” jawabku spontan. Diapun hanya tertawa
terbahak-bahak. Seakan-akan tidak peduli kalau jantung ini mau copot.
“Yaudah, shalat dulu sana. Blm shalat kan luu” kata Dia.
Selama
perjalanan dia begitu cerewetnya menjelaskan apa saja yang kita lihat di
kanan-kiri eksotisnya jalanan kota pelajar di sore hari itu. Bagai
pemandu wisata yang mau di bayar lebih. Aku tersenyum dan dalam batinku
terucap : “Inilah Dia. Laki-laki yang kata orang pendiem, sombong karena
jarang nyapa, maklum deh orangnya pemalu, aneh, absurd gitu deh.
Apalagi kalau sama wanita. Cuma bisa jadi patung. Tapi entahlah kalau
selama beberapa tahun ini sudah berbeda jadi sedikit lebih percaya diri.
Tapi kalo udah kenal ramenya minta ampun deh”. Aku pun tertawa sendiri.
Lalu bagaimana perasaan dia, apakah masih terjaga untukmu?
0 komentar